sampah di bandung, ternyata..
Pagi ini, tak sengaja melihat salah satu ruang publik di kota bandung. liatnya dari dalam bus damri sih, mau balik jakarta..mungkin karena hari minggu, sehingga tempat itu rame orang, rame pedagang kakilima, tapi sepi petugas sampah. sempat terpikir juga apabila semua orang membicarakan betapa masalah sampah di kota bandung menjadi momok yang sampe saat ini belum tuntas..faktanya?
Sambil bermacet-macet di di bus damri, iseng-iseng perhatikan perilaku orang, penjual dan suasana sekitar tempat tersebut (gak tau nama tempat tersebut, deket perempatan sekitar terminal KALAPA). sempat saya menghitung kurang lebih ada 5 titik tempat sampah di sepanjang trotoar..yang penuh rame pedagang dan pengunjung. masing-masing titik ada 2 wadah sampah, tertulis label SAMPAH ORGANIK dan SAMPAH ANORGANIK. Sungguh pemandangan yang sangat aneh, bila kita melihat sebuah ruang publik kota yang selalu rame dan jadi pusat akumulasi warganya, tapi semua tempat untuk buang sampah terisi penuh oleh sampah, bahkan sampai keleleran di trotoar, dan di sekitar tempat tersebut terpampang tulisan: buanglah sampah pada tempatnya (pasti ada warga yang nyeletuk, "dah penuh pak..heheh).
Masih ngeliat aja pemandangan menarik ini, para pedagang dan pengunjung sambil makan dengan santainya lempar sana-sini, bungkus atau sisa makanannya..jadi yang terlihat adalah sebuah ruang publik yang sangat kotor, tapi tetap nyaman bagi warganya..apakah ini potret bandung, warga dan sampahnya..? warga juga tak bisa dipersalahkan karena uang sampah sembarangan, lha wong wadahnya aja semua dah penuh sampah (dah brapa hari ya..klo sampe semua penuh n keleleran). antara kebiasaan, kesadaran dan tangung jawab yang masih perlu dipertanyakan. kalaupun sampah tersebut diambil dari wadah di tempat tersebut (oleh petugas kebersihan kota) itu juga bukan membersihkan, hanya memindahkan..setelah dipindahkan?
Pembakaran sampah, pengolahan atau apapun namanya, bila sampah satu kota di-pool dalam satu tempat tanpa adanya pemilahan sampah yang bisa didaur ulang dan tidak, masih tetap saja masalah sampah tidak selesai. ini hanya di bandung, bagaimana dengan kota lain..berapa sampah yang akan ditumpuk dalam satu tempat..10 tahun lagi, 20 tahun lagi..
Mungkin ini salah satu renungan kita, untuk bumi ini agar anak cucu kelak tak hanya menikmati kotornya sampah di hampir seluruh sudut tempat..
Sambil bermacet-macet di di bus damri, iseng-iseng perhatikan perilaku orang, penjual dan suasana sekitar tempat tersebut (gak tau nama tempat tersebut, deket perempatan sekitar terminal KALAPA). sempat saya menghitung kurang lebih ada 5 titik tempat sampah di sepanjang trotoar..yang penuh rame pedagang dan pengunjung. masing-masing titik ada 2 wadah sampah, tertulis label SAMPAH ORGANIK dan SAMPAH ANORGANIK. Sungguh pemandangan yang sangat aneh, bila kita melihat sebuah ruang publik kota yang selalu rame dan jadi pusat akumulasi warganya, tapi semua tempat untuk buang sampah terisi penuh oleh sampah, bahkan sampai keleleran di trotoar, dan di sekitar tempat tersebut terpampang tulisan: buanglah sampah pada tempatnya (pasti ada warga yang nyeletuk, "dah penuh pak..heheh).
Masih ngeliat aja pemandangan menarik ini, para pedagang dan pengunjung sambil makan dengan santainya lempar sana-sini, bungkus atau sisa makanannya..jadi yang terlihat adalah sebuah ruang publik yang sangat kotor, tapi tetap nyaman bagi warganya..apakah ini potret bandung, warga dan sampahnya..? warga juga tak bisa dipersalahkan karena uang sampah sembarangan, lha wong wadahnya aja semua dah penuh sampah (dah brapa hari ya..klo sampe semua penuh n keleleran). antara kebiasaan, kesadaran dan tangung jawab yang masih perlu dipertanyakan. kalaupun sampah tersebut diambil dari wadah di tempat tersebut (oleh petugas kebersihan kota) itu juga bukan membersihkan, hanya memindahkan..setelah dipindahkan?
Pembakaran sampah, pengolahan atau apapun namanya, bila sampah satu kota di-pool dalam satu tempat tanpa adanya pemilahan sampah yang bisa didaur ulang dan tidak, masih tetap saja masalah sampah tidak selesai. ini hanya di bandung, bagaimana dengan kota lain..berapa sampah yang akan ditumpuk dalam satu tempat..10 tahun lagi, 20 tahun lagi..
Mungkin ini salah satu renungan kita, untuk bumi ini agar anak cucu kelak tak hanya menikmati kotornya sampah di hampir seluruh sudut tempat..
Label: lestari alamku
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda