Perluasan RTH Ancam Warga Miskin Jakarta
VHRmedia.com,
Hal itu diusulkan Urban Poor Consortium dalam diskusi di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (16/6). Wardiah, anggota UPC, mengatakan, dalam Konferensi Bumi di Rio De Janeiro Brasil tahun 1992, setiap kota harus menyediakan 30% dari luas keseluruhan wilayah untuk lahan RTH.
Pemprov Jakarta menargetkan pada tahun 2010 sekitar 14% luas wilayahnya menjadi lahan RTH. Wardiah menghitung, jumlah itu setara dengan 32 kali lipat luas Taman Monumen Nasional. "Itu tidak realistis," ujarnya.
Padahal, proyek RTH tahun 2010 seharusnya tidak berhubungan dengan permukiman warga miskin. Sebab, sejak tahun 1965, RTH di wilayah
Menurut Wardiah, saat ini di
Arsitek UPC, Yuli Kusworo, menyebutkan proyek RTH akan menggusur 1.295 rumah di wilayah Kebon Bayem. Penggusuran juga mengancam kelangsungan hidup ekonomi masyarakat setempat. Di kampung itu, misalnya, penggusuran akan mematikan usaha warga yang diperkirakan beromzet Rp 20 juta per hari. "Padahal wilayah itu hanya 5 persen dari keseluruhan Taman BMW," katanya.
UPC mengusulkan penataan permukiman miskin berbasis penghijauan. Anggota UPC Edi Saedi mengatakan, penghijauan dapat mengubah permukiman warga miskin menjadi daerah resapan air. "Misalnya setiap keluarga menanam pohon. Penduduk kemudian mengolah sampah padat menjadi pupuk. Masyarakat juga dapat mengorganisasikan diri di permukiman itu."
Edi Saidi meminta Pemprov Jakarta melakukan jeda penggusuran selama 5 tahun. Selain itu harus membuat daerah percontohan proyek tata ulang permukiman warga miskin.
Wakil Ketua DPRD Jakarta Ilal Ferhard menyambut baik usulan UPC. Inovasi yang diajukan UPC harus dicoba untuk melihat hasilnya. "Tidak ada salahnya dicoba," katanya. (E1)
Prakarsa Rakyat online,
17 Juni 2008 - 12:20 WIB
Label: city
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda